PENERAPAN STANDAR TEKNIK DAN MANAJEMEN PADA PT. KAI DAERAH OPERASI VII MADIUN (TUGAS 2)
PENERAPAN
STANDAR TEKNIK DAN MANAJEMEN PADA PT. KAI DAERAH OPERASI VII MADIUN
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia
yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api.
Layanan PT KAI meliputi angkutan penumpang dan barang. Pada akhir Maret 2007, DPR mengesahkan revisi
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992, yaitu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007. Perusahaan
dalam mengelola bisnis membagi daerah operasional (DAOP) sebanyak 9 daerah
untuk pulau jawa dan divisi regional (DIVRE) sebanyak 4 untuk pulau Sumatra,
dalam hal ini akan dibahas untuk daerah operasional 7 Madiun.
Berdasarkan
studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di PT KAI Wilayah DAOP 7 Madiun
menunjukkan bahwa pelayanan jasa yang dilakukan relatif belum memadai. Manager
Humas PT KAI DAOP VII Madiun mengemukakan bahwa keterlambatan berangkat tiap
kereta rata-rata mencapai 10 menit dan keterlambatan mencapai rata-rata 62
menit. Selain itu, keluhan-keluhan mulai dari kondisi toilet diatas kereta api
yang tidak bersih, juga mengenai rasa tidak nyaman dan tidak aman masyarakat
dalam menggunakan jasa angkutan kereta api eksekutif, khususnya pada kereta api
ekonomi karena pada hari-hari sibuk jumlah penumpang seringkali melebihi batas
maksimal yang dapat ditampung gerbong kereta api, akibatnya penumpang penuh
sesak dan saling berdesakan.
Menanggapi
permasalahan tersebut DAOP 7 Madiun melihat peluang pangsa pasar yang besar
dengan memperbaiki standar operasional prosedur agar bersertifikat ISO 9001,
melakukan perbaikan rutin karena banyaknya armada yang sudah tua atau menggantinya
dengan armada baru, sementara untuk peluangnya yaitu adanya kebijakan kereta
barang, dan pembatasan tonase. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan
pelayanan menjadi lebih baik lagi.
Strategi PT KAI DAOP VII Madiun
dalam meningkatkan kualitas transportasi telah mampu dilakukan dengan baik
dengan didapatkan sertifikat ISO 9001 pada tahun 2011. Substansi strategi PT
KAI DAOP VII Madiun adalah sebagai berikut:
1. Analisis PT. KAI dalam pencapaian strategi kualitas pelayananan
transportasi yaitu: a) kekuatan (strengths):
adanya pangsa pasar yang besar, adanya SPM (Standar Pelayanan Minimal) dengan
SOP (Standar Operasional Prosedur), bersertifikat ISO 9001, b) kelemahan
(weaknes): adanya kebijakan-kebijakan terutama PSO (Public Service Obligasi), banyaknya armada yang sudah tua,
rata-rata pembelian armada bukan barang baru tetapi second,c) peluang (opportunities:
adanya kebijakan kereta barang, dan pembatasan tonase (berat muat/daya
angkut), d) Ancaman (threats):
adanya jalan tol dan kurang meratanya pintu persilangan di beberapa titik
perlintasan kereta.
2. Strategi PT.KAI DAOP VII Madiun dalam jangka pendek dalam hal
peningkatan kualitas pelayanan yaitu melakukan pembinaan kepada pegawai PT KAI
DAOP VII Madiun melalui workshop tentang
customer service, sementara
untuk jangka panjang melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar ISO.
3. Pelayanan yang diberikan PT KAI kepada masyarakat dibandingkan tahun
sebelumnya mengalami peningkatan dengan terpenuhinya standar ISO 9001 yang
menjadi tolak ukur yaitu semakin berkurangnya komplain dari pengguna jasa.
4. Langkah-langkah yang diambil pihak manajemen dalam menanggapi isu
pelayanan perkeretaapian yaitu: a) memberikan pembinaan untuk sumber daya
manusia, b) dilakukan sidang penentuan sanksi yang tepat dengan didampingi SPKA
(Serikat Pekerja Kereta Api), c) mengenai percaloan melibatkan kepolisian,
kejaksaan, dan pengadilan, d) untuk keterlambatan datangnya KA dengan adanya
sistem boarding passenger dan
potongan harga bagi TNI polri dan lansia, e) memasang spanduk dan rambu-rambu
untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kereta api.
Berdasarkan
hal tersebut, strategi PT KAI DAOP VII Madiun dalam meningkatkan kualitas
transportasi telah mampu dilakukan dengan baik. Hal ini mengandung implikasi
bahwa Strategi memiliki peranan yang sangat penting bagi pencapaian tujuan,
karena strategi memberikan arah tindakan, dan cara bagaimana tindakan tersebut
harus dilakukan agar tujuan yang diinginkan tercapai. Melalui strategi yang
tepat, maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik yang sesuai
dengan keinginan agar masyarakat memilih moda transportasi masal ini serta
kemampuan dalam mengurangi tingkat kemacetan yang sudah terlampau parah sebagai
contoh arus mudik saat hari raya tiba.
Komentar
Posting Komentar